Powered By Blogger

Search Here

Friday 23 June 2017

Eksperimen Rasa

Eksperimen
Entah apakah itu kata yang tepat atau bukan
Jangan bayangkan aktivitas berat seperti yang dilukan para peneliti di laboratorium
Juga bukan seperti eksperimen sosial terhadap lingkungan dan sesamanya
Ini hanyalah eksperimen rasa, untukku yang jarang menikmati berbagai rasa.

Rasa kali ini adalah jenis rasa tentang berbagai hubungan
Hubungan entah dengan siapapun
Ingin rasanya untuk merasakan ini dan itu
Aku tak pernah berani bereksperimen dalam hubungan
Aku selalu takut gagal dan ditolak
Tapi kali ini entah kenapa aku mencoba memberanikan diri membuka diriku, mengorbankan diriku untuk eksperimen rasa yang menggiurkan

Ternyata begini rasanya.....
Mempunyai teman mengobrol, perempuan, yang setiap hari saling bertukar cerita dan masalah masing-masing, membahasnya, atau sekedar untuk meringankan perasaan
Bertelepon ria sampai berjam-jam, membahas apa saja tanpa topik yang jelas, sampai-sampai kau tak akan ingat apa yang kau bicarakan selama 3 jam tadi
Menceritakan kelemahan dan keanehanku ke seorang teman, dan mereka menerimaku! Tidak menganggapku aneh!
Berbagi keresahan, kegalauan, segala bentuk emosi kepada teman
Ada yang menanyakan kabarku setiap hari, mengingatkanku untuk makan, minum dan tidur teratur setiap harinya
Bersama-sama begadang di tempat 24 jam untuk mengerjakan pekerjaan bersama-sama, sambil berdiskusi dan bertukar pikiran
Ada yang menelponku pukul 2 dini hari, untuk menanyakan kabar dan progres kerjaku, dan mengajakku istirahat dan keluar makan pada pukul 4 subuh
Menyemangatiku, mendorongku, membantu membuang stresku dengan cara yang tepat
Memastikan aku tetap semangat dan tidak putus asa, memastikan aku mengerjakan pekerjaanku hingga akhir
Menemaniku di malam-malam panjang penuh beban
Selalu ada kapanpun saat aku membutuhkan seseorang "chat ya kalau bosan"

Beginikah rasanya....
Rasa yang pertama kali kurasakan, yang kucoba tanpa takut dan memikirkan resiko terburuknya

Dan puncaknya, eksperimen ini semakin gila, semakin menjadi-jadi
Aku ingin tau bagaimana rasanya mengejar seorang pria
Aku ingin menjadi orang yang kuat, tegas dan bukan malu-malu
Aku ingin berbeda!
Lalu muncullah momen itu, ketika dia masuk ke kehidupanku, tanpa sadar membongkar pertahananku
Ketika sadar, kami sudah menjadi semakin dekat dan intim
Dan kegilaan itu pun muncul
Akibat sering menceritakannya kepada kawan
Akibat munculnya dukungan dari kawan
Hal gila itu pun terlintas.
Mengunjunginya yang berjarak ribuan kilometer.

Kota dan pulau yang belum pernah kukunjungi sebelumnya.

Aku datang tanpa perencanaan.
Aku datang khusus untuk menemuinya.
Tiga malam yang kudedikasikan untuknya.
Baru kali ini aku mengejar pria tanpa takut.
Takut pasti ada, tapi kusisihkan segera.
Nothing to lose.
Awal yang baik, namun ditutup dengan kecanggungan yang entah darimana.
Mungkin karena aku terlalu banyak menuntut,
Karena aku terlalu cepat bergerak,
Sementara ia adalah orang yang bertolak belakang denganku.
Aku yang pemimpi dan menyukai spontanitas.
Dia yang realistis dan terbiasa dengan rutinitas.

Mungkin salahku terlalu terburu-buru.
Entah aku tak sesuai dengannya,
Atau dia kecewa padaku,
Atau karena aku terlalu "menyeramkan", impulsif, agresif dan terburu-buru,
Atau entah alasan apa lagi.
Semua jadi canggung.
Aku tau dia terang-terangan tak ingin dekat denganku lagi.

Ah sudahlah.
Kecewa pasti, tapi anehnya aku tak terlalu ambil pusing.
Mungkin memang benar.
I'm not falling to him.
It's just my curiousity.
Penasaran bagaimana pribadinya dan kehidupannya.
Penasaran bagaimana mengejarnya.

Ini semua berasal dari sebuah kata singkat....
"what if....?"

Yang penting sudah tahu dan tidak penasaran,
Tidak lagi berpikiran negatif.
Bebas.

Aku senang sudah berhasil melakukan eksperimen rasa ini.
Walaupun,
Hasil akhir tidak selalu sesuai dengan hipotesa awal

0 comments:

Post a Comment