Ketika pintu berderit,
cepat kutolehkan kepala.
Sebuah tatap mata menjemputku,
tegas dan hangat bercampur menjadi satu
Menusuk dan membekas
Setiap pintu berderit,
selalu sama yang kulakukan
namun hasilnya kosong,
tanpa kehangatan
Lagi dan lagi tanpa rasa lelah
Kutolehkan kepala kearah yang sama
Walau hasilnya tetap sama
Nihil
Ribuan derit pintu yang kunanti
Entah apa yang kucari
Kan selalu membuat lengkungan di sudut bibir
Membekas tanpa akhir
0 comments:
Post a Comment