Powered By Blogger

Search Here

Monday, 28 March 2011

Kangen Suara Itu Lagi

Suara itu, terdengar lagi.
Aku kangen suara itu.
Suara yang berasal dari seberang sana.
Entah siapa pemilik suara - suara itu.
Mengingatkanku pada cerita - cerita dulu.
Yang seharusnya sudah berakhir.

Biasanya, suara - suara dari seberang sana membuatku terganggu.
Apapun dan sebagus apapun itu, aku tak suka.
Tapi kali ini, berbeda.
Aku kangen suara - suara itu.



Kembali lagi,
aku kangen suara - suara itu.
Suara - suara yang dulu tiap hari kudengar.
Suara - suara yang memberikan banyak kenangan.
Suara - suara yang mengakrabkanku dengan mereka.
Suara - suara yang mengenalkanku padanya.

Jika kuingat saat itu,
betapa menyenangkannya hidup.
Hidup serasa terpacu seiring alunan irama yang semakin cepat.
Sesuatu yang sangat kurindukan.

Aku ingin kembali ke masa itu.
Aku rela mengorbankan seluruh waktuku.
Aku rela mengorbankan waktu luang dan istirahatku.
Aku rela hanya untuk memperoleh suara - suara itu kembali.

Aku tak akan pernah lupa,
bagaimana kita memadukan suara - suara kita
bagaimana kita menyamakan gerakan - gerakan kita
bagaimana hingga akhirnya kita selalu sama

Akan selalu kuingat,
senyuman itu,
amarah itu,
kekecewaan itu,
canda tawa itu,
dan suara - suara itu.

Aku masih ingin berharap,
bisa kembali ke masa itu,
bersama mereka,
bersamanya.

Akhir dari suara - suara itu,
akhir bagi kita,
mungkin.
Semua tak pernah sama lagi.
Aku kah?
Mereka kah?
Dia kah?
Atau suara - suara itu sendiri?

Aku bersyukur,
mungkin sekarang saatnya,
mungkin juga tidak.
Aku tak mau banyak berharap.
Jika memang ini jalannya,
aku yakin semua akan baik - baik saja.
Terlalu banyak sakit yang kurasa,
aku tak ingin membuat luka baru lagi.

Suara - suara itu.
Ya, suara - suara itu.
Seandainya akan selalu ada.







Ujung stik yang menyentuh permukaan,

dengan hentakan kecepatan dan kekuatan yang berbeda,
menghasilkan alunan irama yang mebuatku ingin bersemangat kembali.

Seperti hidup,
Terkadang iramanya sama terus selama beberapa bar,
seperti hidup yang terjebak dalam rutinitas yang sama.
Tapi terkadang, berubah variasi pada waktu tertentu,
seperti hidup yang bisa saja berubah.
Terkadang tempo yang sangat lambat yang membuat kita terlena,
terkadang tempo yang semakin cepat yang membuat kita terpacu.
Sama seperti hidup,
terkadang dapat bersantai,
terkadang kita yang diburu waktu.
Sama seperti pemain perkusi.
Saat tempo lambat, kita bisa terlena dan lepas dari tempo,
dan saat tempo cepat, kita bisa tertinggal oleh tempo itu sendiri.

Kita dalam hidup,
saat santai dapat terlena dan membuang waktu kita,
dan saat diburu waktu, kita dapat tertinggal.

Hidup adalah pilihan.
Sama seperti bermain perkusi.
Apakah anda ingin menjadi seorang profesional,
yang memainkan alunan irama kehidupan hidup anda sendiri?

0 comments:

Post a Comment